Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 April 2011

seraching untuk tugas feature

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2010/05/20/94003/Inilah-Sejarah-Pasar-Taman-Puring
Inilah Sejarah Pasar Taman Puring
Kamis, 20 Mei 2010, 22:00:35 WIB
Laporan: Ari Purwanto


Jakarta, RMOL. Taman Puring sudah tenar sejak tahun 1960an. Ketika itu Taman Puring masih berupa pangkalan oplet, dimana pedagang pikulan “mangkal” disana untuk mengeruk rejeki. Seiring perkembangan Taman Puring sempat menjadi brand imej tempat penjualan barang-barang selundupan ataupun barang black market. Periode 80-90an, nama taman Puring berubah seram, menjadi pusat tadahan barang-barang hasil kriminal. Ada copet yang menjual kembali hasil copetannya, ataupun rampok yang juga menjual hasil kerjanya.

Kebakaran tahun 2002 merubah pasar, kini Taman Puring menjadi pasar modern yang tertata dengan rapi.

Adalah Sukirman, sekretaris pengelola pasar Taman Puring. Menjadi saksi mata perubahan Taman Puring tersebut. Sukirman yang juga sebagai pedagang, sempat juga menyaksikan kebakaran di pasar tersebut.

“Kebakaran terjadi pada tahun 2002. Tidak lama kemudian, kami para pedagang mengajukan pembangunan kembali pasar ini, karena ini tempat kami mencari rejeki. Tak lama kemudian Gubernur Sutiyoso menerima permintaan kami dan mengucurkan dana Rp10 milyar untuk membangun pasar seperti yang bisa kita lihat saat ini,” papar Sukirman yang mengaku mencari rejeki di pasar tersebut dari tahun 1988, Kamis (20/5) di Jakarta.

Pasar Taman Puring sendiri bukan berbentuk Pasar Jaya, pasar ini murni pasar yang diperuntukan untuk pedagang kaki lima. Pasar ini di bina oleh Pemda DKI Jakarta. Namun untuk pengelola dipercayakan oleh pedagang.

"Dipasar Taman Puring terdapat 710 kios. terbagi 2 lantai. Lantai atas kebanyakan diisi oleh counter dengan jumlah 84 buah. Sementara itu, lantai bawah diisi oleh macam-macam pedagang dengan jumlah 626 kios," jelas Sukiman.

Sukirman juga menjelaskan, bahwa kini barang-barang yang dijual oleh pedagang tidak lagi melulu barang bekas atau barang black market. Barang-barang baru kini menjamah pasar Taman Puring.

"Kita sih gak pernah menganjurkan barang-barang black market, karena barang-barang tersebut kan tidak pasti kualitasnnya," papar Sukirman.

Bicara masalah kualitas, memang sangat variatif. Namun selama ini jarang pembeli yang komplain tentang. Memang, barang disini bisa murah karena tidak kena pajak sebesar barang sejenis yang dijual di mal atau pertokoan yang lain. terkait garansi yang akan didapatkan oleh pembeli, Sukiman menjelaskan pembeli tidak mendapatkan fasilitas tersebut.

Barang dagangan yang umum dijual di Taman Puring lebih garmen, elektronik dan sepatu.

“Kebanyakan yang dijual adalah garmen, elektronik, tape mobil dan sepatu. Para pedagang mendapat stok barang dari berbagai sumber. Bahkan ada yang mengambil dari luar negeri, seperti China. Konsumennya sangat variatif. Ada abg, orang tua, bahkan pedagang juga. Mereka yang bertandang ke pasar pun dari berbagai daerah. Ada yang dari daerah sekitar sini, ada yang dari luar kota, bahkan dari luar pulau. Kadang pun ada orang negro datang ke sini. Katanya sih mau dijual lagi,” lanjut Sukirman yang melanjutkan usaha di Taman Puring dari Pamannya.

Sukiman juga menjelaskan, Pemkot juga masih memberikan perhatian kepada pedagang di Taman Puring.

"Beberapa kali dari pemkot datang kemari untuk memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara menata barang, atau sekedar berbagi mengenai masalah permodalan. YA meskipun jarang tetapi berguna untuk kita," lanjutnya.


I Grosir juga sempat bertandang ke salah satu pedagang. Namanya Busro, pemilik toko pakaian olah raga di kawasan Pasar Taman Puring.

Busro, pria asli pemalang dan sudah beberapa tahun menetap di Jakarta mengaku hanya menjalankan usaha yang dirintis oleh keluarganya.

"Toko ini sih punya keluarga sendiri. Saya hanya menjalankan usaha saja," ujar Busro.

Busro mengaku mendapatkan barang-barang dagangannya melalui pabrik-pabrik konveksi yang tersebar di daerah Jakarta.

"Barang-barang yang dijual disini Made in Indonesia. Ada datang dari daerah Kota, Meruya atau Kebon Jeruk," paparnya.

Sama dengan Sukiman, ia tidak bisa memprediksi keuntungan rata-rata perhari.

"Kalau keuntungan, tergantung musimnya mas. Kalau lagi musim bola, kayak piala dunia, ya rame. Bisa jutaan. Namun kalau lagi sepi kayak sekarang. Laku 3-4 potong juga sudah syukur," ujarnya.

Pelanggan tetap, diakui Busro memang ada. Seperti Eman (35) yang datang bersamaan dengan I Grosir. eman adalah warga Tangerang. Ia ddatang jauh-jauh dari rumahnya menggunakan kereta api.

"Emang saya niat dateng kesini bang. Mau beli baju Italia yang warna putih," ujar Eman dengan logat Betawi.

"Abis disini barangya bagus-bagus mas. Kemarenan saya beli jaket timnas Indonesia warna ijo, eh di tawar Rp150 ribu. Padahal saya beli cuma Rp75ribu. Berarti kan orang tau, kalu barangnya bagus. Nah karena itu mas, saya bela-belain dateng kesini," pungkasnya.

Terlepas dari perjalanan panjang Taman Puring, serta perubahan imejnya. Kini Taman Puring Sudah tertata dengan rapih.

"Saya pikir lebih enak sekarang. Tidak kumuh dan tertata rapi. Kalo pasar rapih, kan mengundang pembeli untuk datang lagi mas," tutup Sukiman. [arp]


http://www.pungkalit.co.cc/2009/08/taman-puring.html

Pusat Belanja Taman Puring
Jl Kerinci Raya, Kebayoran Baru

Taman Puring terkenal dengan pusat belanja pakaian, peralatan rumah tangga, dan khususnya sepatu. Dahulu, sebelum diresmikan menjadi sebuah bangunan, para pedagang menjajakan barang dagangan mereka di jalan-jalan raya sekitar Taman Puring sehingga membuat macet arus lalu lintas yang melewati kawasan tersebut. Namun sekarang, pembeli tidak perlu berpanas-panas dan waswas dengan kondisi lalu lintas di sekitarnya. Mencari barang yang diinginkan pun terasa lebih nyaman dan leluasa karena gedung yang diberi nama LBUK Taman Puring ini berisikan para pedagang barang berkualitas dengan harga separuh dari harga toko. Harga miring kualitas terjamin.selamat belanja

http://paperexplorer.urbanesia.com/profile/pasar-taman-puring#
Address
Jl. Kyai Maja
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
INDONESIA 12120

http://personalfinance.kontan.co.id/v2/read/1298876080/60542/Sentra-elektronik-Taman-Puring-Pusat-elektronik-bekas-murah-berkualitas-1
Sentra elektronik Taman Puring: Pusat elektronik bekas murah berkualitas (1)

Taman Puring bisa dibilang menjadi salah satu pusat bermacam barang bekas di Jakarta. Tak cuma sepatu, Taman Puring juga menawarkan pelbagai produk elektronik seken dengan harga lebih murah dibandingkan dengan sentra lain. Konsumen pun masih bisa menawar harga. Pedagang juga jujur menjelaskan kondisi barang.

Masyarakat sudah mengenal Taman Puring sebagai salah satu pusat penjualan sepatu, baik bekas maupun baru, di Jakarta. Tapi, konsumen tidak hanya bisa membeli alas kaki. Sentra ini juga menyediakan barang-barang bekas berkualitas, mulai dari produk elektronik, jaket kulit, alat olah raga, kristal, barang antik, keris, serta kamera antik dan modern.

Ada sekitar 415 toko di Taman Puring. Sekitar 30% di antaranya khusus menjual barang elektronik seken. Penjualnya tidak hanya ada di dalam pasar saja, tapi juga di seberang pasar.

Taman Puring yang terletak di Jalan Raya Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menawarkan banyak kebutuhan akan barang bekas berkualitas. Dari banyak jenis barang bekas di Taman Puring, yang paling banyak dicari pembeli adalah barang-barang elektronik termasuk dari merek-merek terkenal. Mulai daripower amplifier, subwoofer, dan speaker merek Braxton, DVD player merek Venom, serta merek terkenal lainnya, semisal Pioneer, Toshiba, serta Sony.

Menurut Andri, pemilik Maju Jaya Audio, sentra produk elektronik bekas Taman Puring merupakan salah satu andalan penduduk Jakarta. Selain lengkap menyediakan barang elektronik bekas pelbagai merek ternama, "Kami bisa menawarkan harga 30% lebih murah dibandingkan dengan tempat lain," ungkap Andri.

Harga tersebut pun masih bisa dinego. Sebagai contoh, DVD TV untuk mobil merek Sony keluaran 2008 dilego dengan harga Rp 1,5 juta. Di tempat lain, harganya bisa mencapai Rp 2 juta.

Aryo, pemilik Skeleton, mengatakan, barang elektronik bekas di Taman Puring dicari orang karena memang terkenal akan kualitasnya. "Hampir tidak ada yang protes dengan produk yang kami jual karena kami memang jujur menjelaskan kondisi barang," ujarnya yang sudah 10 tahun membuka toko di sentra ini.

Salah satu prinsip utama dalam berdagang terutama barang bekas, Aryo menjelaskan, adalah kepercayaan. Konsumen cenderung bakal kembali membeli di tempat yang sama kalau mereka mendapat kepuasan.

Tiap hari, Skeleton bisa melayani pembelian sekitar 10 produk. "Paling dicari adalah DVD TV," ujar Aryo. Ia pun mengaku bisa meraih keuntungan bersih Rp 8 juta hingga Rp 10 juta per bulan.

Aryo memperoleh barang-barang elektronik bekas dari pemasok dalam dan luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia, berbekal koneksi yang ia miliki. Dia bilang, mayoritas pedagang di sini sudah memiliki toko sendiri, termasuk dirinya. Namun, pedagang yang baru berjualan tiga hingga lima tahun biasanya masih sewa.

Purnama, pelanggan yang sedang berkunjung ke Skeleton, membenarkan pernyataan Aryo. Mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta ini mengakui kualitas barang bekas Taman Puring. "Selain sepatu, produk unggulannya adalah barang elektronik dan kamera," katanya.

Saat itu, Purnama sedang mencari DVD TV untuk mobilnya. "Harganya terjangkau dan masih bisa nego," tambahnya. Meski begitu, ia mengingatkan, tidak semua toko atau produk yang dijual memuaskan. Itu sebabnya, pembeli harus hati-hati dalam memilih barang.

http://personalfinance.kontan.co.id/v2/read/1299044345/60790/Sentra-elektronik-Taman-Puring-Sempat-tenar-sebagai-pasar-barang-selundupan-2
Sentra elektronik Taman Puring: Sempat tenar sebagai pasar barang selundupan (2)

Pasar Taman Puring dahulu tenar sebagai pasar yang menjual barang selundupan alias black market.Bahkan lebih seram lagi, pasar ini sempat terkenal sebagai pasar yang menjual barang hasil curian. Namun, pamor itu lambat laun pupus setelah sentra ini berbenah menjadi pasar tradisional yang lebih modern dan rapi.

Bagi kebanyakan orang Jakarta, Pasar Taman Puring sudah tak asing lagi. Sentra penjualan barang bekas yang terletak di salah satu sudut Jakarta Selatan itu sangat strategis, karena berdekatan dengan pemukiman elite dan pusat perbelanjaan di daerah Kebayoran Baru.

Pasar Taman Puring juga menjadi salah satu dari tiga pasar pendukung perkembangan beberapa pusat belanja di wilayah Kebayoran Baru, seperti Kawasan Melawai dan Blok M. Di samping Taman Puring, ada pasar tradisional lain, seperti Pasar Jaya Blok A dan Pasar Jaya Mayestik.

Ketiga pasar penunjang tersebut masuk dalam program Pemerintah DKI Jakarta sebagai salah satu basis perdagangan nasional. Tapi, Taman Puring sendiri tidak dikelola oleh Pasar Jaya. Pasar ini murni diperuntukan untuk pedagang kaki lima. Pasar ini di bina oleh Pemerintah DKI dan pengelolaannya dipercayakan ke pedagang langsung.

Sebagai sentra perdagangan, Taman Puring tak hanya disambangi oleh warga Jakarta saja. Taman Puring juga sering disinggahi turis asing dan lokal yang sedang berkunjung di ibukota. Tak hanya menjual bermacam barang bekas, Taman Puring juga melego produk baru sepatu, baju olahraga, sampai peralatan elektronik.

Taman Puring sudah terkenal sejak tahun 1960-an. Keberadaan sentra ini tak lepas dari sejarah Jakarta yang terus berkembang. Pasar ini dulu pernah terkenal sebagai tempat penjualan barang-barang selundupan atawa black market. Bahkan dulu, Taman Puring populer sebagai tempat penjualan barang-barang hasil tindak kejahatan alias kriminal.

Namun, setelah sempat mengalami musibah kebakaran pada 2002, pasar yang khusus disediakan untuk pedagang kaki lima inipun mulai berbenah. Bahkan, saat ini, pamor Taman Puring sebagai tempat penjualan barang haram sudah mulai pupus. Hanya saja, keberadaan sentra ini sempat terombang-ambing karena berdiri di atas lahan terbuka hijau. Pasar Taman Puring sempat akan dibongkar karena dianggap menganggu keberadaan paru-paru kota.

Adanya tarik menarik antar-kepentingan di jajaran Pemerintah DKI dan Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan membuat beberapa pedagang kala itu merasa resah. "Mengurus kepemilikan toko pada waktu itu lebih sulit dibandingkan tiga tahun belakangan ini," ujar Andri, pemilik Maju Jaya Audio di sentra elektronik bekas Taman Puring.

Namun, kekhawatiran itu tidak sampai terjadi. Pasalnya, sampai sekarang, Taman Puring terus berkembang menjadi pasar yang lebih modern dan rapi. Bahkan, saat krisis moneter 1997-1998, pasar ini semakin ramai dan diminati orang yang ingin membuka usaha.

Pembangunan Taman Puring menjadi seperti sekarang ini, tak lepas dari usaha gotong royong seluruh pedagang dan Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan. Taman Puring yang bangunannya lebih tertata rapih tentu akan menghilangkan kesan semrawut yang dulu pernah melekat.

Pembenahan Pasar Taman Puring dilakukan dalam upaya menjaga kawasan Kebayoran Baru sebagai salah satu sentra perdagangan dan perbelanjaan di Jakarta Selatan.


(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar